Demo Blog

BOBROKNYA PELAYANAN MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ACEH TAMIANG

by humaira institute on Nov.22, 2009, under



-KRITIK TERBUKA-
BOBROKNYA PELAYANAN MEDIS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ACEH TAMIANG
Oleh: Jonie Hermansyah (*)

Pelayanan kesehatan adalah suatu harga yang sangat mahal untuk ditebus bagi masyarakat di Aceh Tamiang tidak terkecuali untuk Golongan Atas, Menengah apalagi kaum Ekonomi Lemah (baca; miskin) yang hanya mengandalkan sepucuk surat keramat atau yang lebih dikenal dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang yang lebih populer di kalangan masyarakat tamiang sebagai “Rumah Sakit Rujukan” ternyata memang begitu adanya, ini menandakan kurangnya tenaga ahli medis yang profesional untuk merawat pasien-pasien yang membutuhkan perawatan/pelayanan medis secara optimal.

Harapan masyarakat para pekerja Medis dapat menjadi salah satu tumpuan penyembuhan /keselamatan bagi pasien juga keluarga pasien yang membutuhkan pelayanannya, namun dibalik itu banyak pasien maupun keluarga pasien merasa kecewa ketika para pekerja medis melakoni pekerjaan dengan ketidak pedulian terhadap kaum pengguna jasanya.

Paparan Kronologis
6 April 2010 pada jam 10.25 wib seorang (termasuk golongan Atas) warga BTN Satelit Graha Tanah Terban Kec. Karang Baru yang pernah mengalami Stroke, jatuh dari tempat tidur di rumahnya dan di bawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Tamiang untuk mendapatkan pertolongan pertama, selang beberapa puluh menit kemudian di bawa ke ruang ICU namun sangat disayangkan; ternyata mendapatkan pelayanan yang jauh baik “BURUK” dari sebelumnya.

Pasien pada saat di ruang Isolasi ICU mengalami kesakitan yang luar biasa sejak beberapa saat setelah berada di ruang ICU, pada saat merintih-rintih kesakitan (gelisah dan meronta) para perawat menanganinya tidak seperti yang diharapkan, para perawat sambil tertawa-tawa ketika mau memberikan injeksi (diazipam) agar pasien merasa tenang, ketika di tanya oleh pihak keluarga pasien mengapa tertawa ternyata jawaban yang diterima tidak selayaknya di dengar, salah satu perawat mengatakan “sengaja begitu untuk menghilangkan stress”, lelucon ini mungkin sering terjadi di RSUD Tamiang, pelayanan di ICU saja begitu bagaimana di ruang perawatan lainnya?.....

Kejadian yang aneh bahkan langka terjadi pada beberapa jam kemudian, pasien masih meronta kesakitan yang luar biasa, ada sekitar 6 (enam) orang yang memegang pasien (2 org dari pihak keluarga) agar tidak meronta-ronta menahan sakit yang begitu luar biasa namun berselang beberapa menit kemudian para perawat meninggalkan pasien yang sedang gelisah dan meronta untuk makan siang bersama di salah satu ruangan sementara pasien di tinggalkan begitu saja.

Ternyata para perawat di ruang ICU lebih mementingkan sejengkal perutnya daripada melakukan pelayanan terhadap pasien yang lagi kritis. Sore menjelang mahgrib karena tidak ada perubahan kondisi pasien pihak keluarga meminta agar pasien dirujuk ke salah satu Rumah Sakit di Medan.

Sebelum Pendonor Menyumbangkan Darah Meninggal Dunia.
Seorang pasien warga Kampung Suka Ramai Kecamatan Rantau yang mendapatkan perawatan di ruang Cut Meutia RSUD Tamiang pada kamis 8 April 2010 dan beberapa hari kemudian Meninggal Dunia pada Minggu 11 April 2010 jam 21.30, pasien berdasarkan diagnosa mengalami penyakit paru-paru dan disarankan oleh dokter untuk melakukan Transfusi Darah namun anehnya pada minggu sore setelah ada 2 (dua) orang kerabat pasien ingin mendonorkan darahnya untuk pasien, ternyata para perawat menolak untuk dilakukan transfusi darah tersebut kepada pasien, dengan alasan yang klasik perawat tersebut mengatakan “Tunggu hari senin karena TIDAK ADA DOKTER”. Sebenarnya; jika tranfusi darah itu memang harus dilakukan dan dianggap emergency kenapa pihak Rumah Sakit tidak men stand by kan dokter yang menangani pasien tersebut?

Suatu hal yang sangat mustahil jika para pengendali Rumah Sakit Umum Daerah Tamiang dan Dinas Kesehatan Aceh Tamiang tidak mengetahui bobroknya pelayanan di ruang lingkupnya ataukah memang tidak memiliki ke profesionalan para pekerja medis yang ada, dr. Maryan selaku pemimpin RSUD Tamiang sepertinya tidak pernah melakukan check and recheck para staff medisnya terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Adakah MAFIA KESEHATAN bermain di TAMIANG?.


(*) Penulis adalah Direktur Eksekutif humaira institute
Aceh Tamiang
0 komentar more...

0 komentar

Posting Komentar

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!

free counters